ISLAM IS BEAUTIFUL
PRURALISME IS BEAUTIFUL
BENARKAH ORANG NON MUSLIM YANG BAIK DAN TULUS AKAN MASUK NERAKA
PENYUSUN:
dr. Hj. Liza
PENDAHULUAN
JIKA MANUSIA DICIPTAKAN UNTUK DIMASUKAN KEDALAM API NERAKA ATAU JIKA AKHIR KEDIAMAN KEBANYAKAN MANUSIA ADALAH NERAKA MAKA SESEORANG HARUS MENERIMA BAHWA MURKA TUHAN MENGGANTIKAN KASIHNYA (Muthadha Muthahhari)
ISLAM (berserah diri) akan ketentuan Tuhan Yang Maha Esa, Islam adalah rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh alam dan isinya.
Perbedaan di dunia ini adalah sunatullah, aturan dari Allah dan mengapa kita menganggap perbedaan yang menjadi aturan Allah ini, harus selalu diperselisihkan dan selalu dijadikan alasan untuk berselisih dan membenarkan perbuatan yang munkar, seperti yang terjadi beberapa tahun ini dari mulai bom bunuh diri, pemboman dengan dalih membenci Amerika, membenci kebijaksanaan Bush. Bom di Poso, Bom di Bali, Bom di restauran dan kedutaan besar. Apakah perbuatan ini dapat menyelesaikan masalah yang sekarang sedang berkembang , bahwa teroris selalu dikaitkan dengan Islam. Apakah pemasangan Bom bukan disebut Teroris, apakah hal itu bisa menyelesaikan masalah yang menjadi konflik kita dan dunia. Semua menganggap apa yang di yakini nya adalah paling benar, bila menganggap dirinya paling benar, tidak lah pernah terjadi kesepahaman, keamanan dan kemuliaan. Bila komitmen kita terhadap toleransi beragama dan pemahaman yang benar terhadap pruralisme ini baik. Kehidupan beragama indah dan harmonis akan menghiasi kehidupan kita yang Bhineka Tunggal Ika. Menjadi berwarna dan bersatu dalam membangun.
QS 49:13 Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ,
QS Hud (11) 118-119. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.
QS Yunus (10) :99. Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?
QS. An-Nahl (16): 93 Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan.
QS 2:62, Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabii], siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah], hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
BAB I
PRURALISME
A. PRURALISME DIMATA ALWI SHIHAB
Menurut Dr. Alwi Shihab bahwa masalah yang sesungguhnya yang menyebabkan terjadinya perselisihan yang telah terwujud dalam sejarah hubungan muslim-kristen di Indonesia , pada dasarnya terletak pada sejarah panjang saling tidak percaya. Bahwa pemahaman diri dan watak Universal kedua agama ternyata hanya menumbuhkan rasa permusuhan. Secara mutlak yang tidak bisa mengakui bahwa agama lain disamping dirinya mempunyai nilai yang sama, Masing-masing bersikukuh bahwa agamanyalah yang unik, superior, normatif, membawa keselamatan dan satu-satunya wahyu yang sah dari satu-satunya Tuhan. Dengan adanya pandangan dasar seperti itu, ketidak percayaan tumbuh dalam dan perselisihan hampir tidak terhindar.
Dunia barat mengenal bahwa Islam adalah agama yang menghalalkan kekerasan dan disebarkan dengan pedang, menerapkan hukuman potong tangan bagi pencuri, membolehkan Poligami,tidak menghargai perempuan, dan berada dibalik setiap tindakan teroris, Tapi Alwi merasa tertantang untuk menunjukan wajah Islam yang ramah, menghargai hak asasi manusia, termasuk perempuan, dan cinta damai
Di era globalisasi masa kini , umat beragama dihadapkan kepada serangkai tantangan batu yang tidak terlalu berbeda dengan apa yang pernah dialami sebelumnya, Pruralisme agama, konflik intern atau antaragama, adalah fenomena nyata. Pruralisme , Dimasa lampau kehidupan beragama bagaikan kamp-kamp yang terisolasi dari tantangan-tantangan dunia luar. Sebaliknya , masa kini tidak sedikit pertannyaan kritis yang harus ditanggapi oleh umat beragama yang dapat diklasifikasikan rancu dan merisaukan. Sebagai konsekuensinya tampilnya sekian banyak agama baru, lahir pula serangkaian pertanyaan, antara lain: Apakah Tuhan itu Esa, tidak kah sebaiknya agama itu tunggal saja? Lalu disusul dengan pertanyaan : Apabila pruralisme agama tidak dapat dielakkan, maka yang mana diantara agama-agama ini yang benar, ataukah semuanya sesat?
Alwi Shihab. Secara Garis besar pruralisme pengertian Pruralisme agama dan budaya dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Pruralisma tidak semata menunjukkan pada kenyataan tentang adanya kemajemukan .Namun yang dimaksud adalah keterlibatan aktif terhadap kenyataan kamajemukan tersebut. Pruralisme agama dan budaya dapat kita jumpai dimana-mana. Didalam masyarakat tertentu, Dikantor tempat kita bekerja, disekolah tempat kita belajar, bahkan dipasar dimana kita belanja, Tapi seseorang baru dapat dikatakan sifat tersebut bila ia dapat beriteraksi positif dalam lingkungan keajemukan tersebut, dengan kata lain, pengertian pruralisme agama adalah bahwa tiap pemeluk agama dituntut bukan saja mengakui keberadaan dan hak agama lain, tapi terlibat dalam usaha memahami perbedaan dan persamaaan guna tercapainya kerukuna dalam kebhinnekaan,(2) pruralisme harus dibedakan dengan kosmopolitanisme, Kosmopolitan menunjukkan menunjukan kepada suatu relalita dimana aneka ragam agama, ras, bangsa hidup berdampingan disuatu lokasi. Ambil misal newyork. Kota ini adalah kota kosmopolitan . dikota ini terdapat, yahudi, kristen, muslim, hindu, budda, bahkan orang-orang yang tanpa agma sekalipun, seakan seluruh penduduk dunia berada di kota ini, namun interaks positif antar penduduk ini, khususnya di bidang agama, sangat minimal kalaupun ada (3) konsep Pruralisme tidak dapt disamakan dengan relativitas. Seorang relativis akan berasumsi bahwa hal-hal yang menyangkut ”kebenaran” atau ” nilai” ditentukan oleh pandangan hidup sera kerangka berfikir seseorang atau masyarakatnya. Sebagai contoh, ’Kepercayaan/kebenaran” yang diyakini oleh bangsa eropa bahwa ”Columbus menemukan amerika:adlah sam abenarnya dengan kepercayaan benua tersebut bahwa ”Columbus mencaplok Amerika”. Sebagai konsekuensi dari paham relativisme agama, Dokrin agama apapun harus dinyatakan benar. Atau tegasnya ”semua agam aadalh sam.” karena kebenaran agam-agama, walaupun berbeda-beda dan bertentangan satu sama lain , tetap harusditerima . Untuk itu seorang relativis tidak akan mengenal, apalagi menerima, sutu kebenaran universal yang berlaku untuk semua dan sepanjang masa.
Alwi Shihab Tidak dapat di pungkiri bahwa paham pruralisme terdapat unsur relativisme, yaitu unsur tidak mengklaim pemilikan tunggal (monopoli) atau suatu kebenaran, apabila memaksakan kebenaran tersebut pada pihak lain. Paling tidak seorang pruralisme akan menghindari sikap absolutisme yang menonjolkan keunggulannya terhadap pihak lain. Oleh karena itu, banyak orang enggan menggunakan kata Pruralisme agama, karena kawatir akan terperangkap dlam lingkaran konsep relativisme agama. Sebagaimana diketahui, konsep relativisme yang berawal pada abad kelima sebelum masehi, yakni masa phitagoras, seorang sofis yunani. Konsep tersebut bertahan sampai masa kini. Khususnya dalam pendekatan ilmiah yang dipakai oleh para ahli antropologi dan sosialogi . konsep ini menerangkan bahwa apa yang dianggap baik atau buruk, benar atau salah, adalah relatif, tergantung kepada pendapat tiap individu keadaan setempat, atau institusi sosial dan agama . Oleh karena itu konsep ini tidak mengenal kebenaran absolut atau kebenaran abadi.
Pruralisme agama bukan sinkretisme , yakni menciptakan suatu agama baru dengan memadukan unsur tertentu atau sebagian komponen ajaran dari beberapa agam untuk dijadikan bagaian integral dari agama baru tersebut
Alwi Shihab Yang perlu digarisbawahi bahwa disini adalah apabila konsep pruralisme agama diatas hendak diterapkan di Indonesia maka ia harus bersyarat satu hal, yaitu komitmen yang kokoh terhadap agama masing-masing Seorang pruralisme , dalam berinteraksi dengan aneka ragam agama, tidak saja dituntut untuk membuka diri, belajar dan menghormati mitra dialognya. Tapi yang terpenting ia harus comiited terhadap agama yang dianutnya. Hanya dengan sikap demikian dapat menghindari relativisme agama yang tidak sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika,
Alwi shihab.Menambahkan lagi bahwa Tantangan yang dihadapi oleh umat beragama di Indonesia tidaklah kecil , Kalau sampai saat ini kita dapat berbangga atas prestasi yang telah dicapai dalam membina dan memupuk kerukunan umat beragama, namun tugas yang terbentang dihadapan kita masih jauh dari rampung. Adalah tanggung jawab kita bersama untuk membudayakan sikap keterbukaan , menerima perbedaan , dan menghormati kemajemukan agama, dibarengin dengan loyalitas dan komitmen agama masing-masing.
Pengertian pruralisme Agama yang bersyarat inilah yang terekam dalam anjuran allah dalam Al-Quran Surah Saba (34) ”24-26 , Katakanlah wahai Muhammad : Siapakah yang memberi rejeki dari langit dan dari bumi? Katakanlah ”Allah” dan sesungguhnya kami atau kamu (nonmuslim) pasti berada dalam kebenaran atau kesesatan yang nyata. Katakanlah kami (non muslim) tidak akan bertanggung jawab tentang dosa yang kami perbuat dan kami tidak akan ditanya pula tentang apa yang kamu perbuat, Katakanlah tuhan tidak akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan kita dengan benar dan Dialah yang maha pemberi Keputusan lagi maha mengetahui.
Surat Al-baqorah (2) : 62, Sesungguhnya orang-orang mukmin , orang-orang Yahudi ,orang-orang Nasrahi dan orang-orang shabiin ,siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian , dan beramal saleh , mereka akan menerima pahala dari tuhan. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tiada pula mereka bersedih hati.
Alwi mengajak semua umat untuk sama sama ” Semoga dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika yang dibekali oleh pengertian Pruralisme agama yang bertanggung jawab, kita dapat mengatasi tantangan besar yang kita hadapi bersama.
B. PRURALISME DIMATA NURCHOLISH MADJID
Dr. Nurcholish Madjid , dalam bukunya Islam Dokrin dan Peradaban menyatakan ,bahwa Islam di Indonesia: adalah masalah kemajemukan. Pluralitas (kemajemukan) manusia adalah kenyataan yang telah menjadi kehendak Tuhan. Jika dalam kitab suci disebutkan bahwa manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar mereka saling mengenal dan menghargai
Maka prulalitas ini meningkat menjadi prulalisme, yaitu suatu sistem nilai yang memandang secara positif-optimis terhadap kemajemukan itu sendiri, dengan menerimanya sebagai kenyataan dan berbuat sebaik mungkin berdasarkan kenyataan itu. Dalam kitab suci juga disebutkan bahwa perbedaan antara manusia dalam bahasa dan warna kulit harus diterima sebagai kenyataan yang positif, yang merupakan salah satu tanda kebesaran Allah
QS, 30:22 Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.
Juga terdapat penegasan dalam kitab suci tentang kemajemukan dalam pandangan dan cara hidup antara manusia yang tidak perlu digusarkan dan hendaknya dipakai sebagai pangkal tolak berlomba-lomba menuju berbagai kebaikan dan bahwa Tuhanlah yang akan menerangkan mengapa manusia berbeda-beda , nanti ketika kita kembali kepada-Nya
Memang dan seharusnya tidak perlu mengherankan bahwa islam selaku agama besar terakhir, mengklaim sebagai agama yang memuncaki proses pertumbuhan dan perkembangan agama-agama dalam garis kontinuitas tersebut. Tetapi harus diingat bahwa justru penyelesaian terakhir yang diberikan oleh islam sebagai agama terakhir untuk persoalan akan hak agama-agama itu berada dan untuk dilaksanakan, karena itu tidak saja agama tidak boleh dipaksakan
QS, 2:256, Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
QS 10:99 Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?
Bahkan al-Quran juga mengisyaratkan bahwa para penganut berbagai agama, asalkan percaya kepada tuhan dan Hari kemudian serta berbuat baik semuanya akan selamat
QS 2:62, Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabii], siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah], hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Beserta kemungkinan tarsirnya inilah yang menjadi dasar toleransi agama yang menjadi ciri sejati islam dalam sejarahnya yang otentik, suatu semangat yang merupakan kelanjutan pelaksanaan ajaran al-Quran
Keagamaan dalam makna intinya sebagai kepatuhan (din) yang total kepada Allah, menuntut sikap pasrah kepadanya yang total (islam) pula , sehingga tidak kepatuhan atau din yang sejati tampa pasrah atau islam. Inilah sesungguhnya makna firman ilahi dalam QS, AL-Imran (3) 19 yang banyak dikutib dalam berbagai kesempatan , Inna al-din “ind Allah al Islam, sesungguhnya agama disisi Allah ialah Islam yang diterjemahkan mengikuti makna asal kata-kata disitu dapat menjadi “Sesungguhnya kepatuhan bagi Allah ialah sikap pasrah (kepada-Nya).” (Muhammad Assad menerjemahkan (Inggris ),” Behold the only (true) religion in the sight of God is (man’s) self surrender unto Him,” sedangkan A. Yusuf Ali menerjemahkan (juga Ingris ) the religion before God is Islam (submission to His Will). Firman lain yang berkaitan langsung dengan ini dan banyak sekali dikutip ialah QS Al-Imram (3):85,”Dan barang siapa mengikuti agama selain al-Islam (sikap pasrah kepad Tuhan) , maka ia tidak akan diterima dan di akherat ia akan termasuk golongan yang merugi,” penegasan bahwa beragama tanpa sikap pasrah itu tak bermakna.
QS, Al-Imran (3) : 85, “Dan barang siapa mengikuti agama selain al Islam (sikap pasrah kepada Tuhan) maka ia tidak akan diterima dan diakherat akan termasuk golongan yang merugi, penegasan bahwa beragama tanpa sikap pasrah itu tidak bermakna. Karenanya kwalitas tawakal, taqwa dan iklas dengan kesadaran berketuhanan adalah mutlak. Yang diwujudkan orang tersebut dalam tingkah laku sosialnya.
C. PRURALISME DIMATA FAHMI HUWAYDI
Perbedaan di antara manusia dalam agama terjadi karena kehendak Allah SWT, dan orang Muslim meyakini bahwa kehendak Allah itu tidak ada yang dapat menolak dan mengubahnya, sebagaimana dia tidak berkehendak kecuali di dalamnya terdapat kebaikan dan hikmah. Ungkapan ini disampaikan oleh Dr. Yusuf Qardawi ini dalam bukunya yang membahas tentang orang-orang non Islam. Ia telah membuka pintu pemahaman bagaimana sikap Islam terhadap orang-orang non muslim yang hidup didalam negara Islam atau diluar negeri Islam.
Kita telah mengatakan bahwa masalah golongan lain non muslim berpangkal dalam beberapa unsur. Yang pertama peristiwa sejarah dimana golongan lain selalu memusuhi kaum muslim. Kedua penafsiran dan pemahaman nash-nash syariat secara tidak proporsional sebagai pengaruh dari warisan sejarah.
Berkaitan dengan pembahasan diatas kita mengutip sabda Rasulullah Saw yang berbunyi ”Perbedaan pendapat dikalangan umatku adalah rahmat.” hadist ini adalah Dhaif (lemah) ketidak absahan nya sudah jelas, meskipun hadist ini banyak beredar dikalangan orng banyak. Menanggapi hadist ini, ibnu Hamz mengatakan ,”Jika perbedaan pendapat itu sebagai rahmat, maka kesepakatan pendapat itu adalah kemurkaan, Dan tidak ada seorang muslimpun yang mengatakan demikian
Meskipun kita tidak menyerukan dan tidak mengharapkan perbedaan pendapat, namun tidak seorangpun dapat mengingkari bahwa perbedaan itu merupakan tradisi manusia, dan ia terjadi atas kehendak Allah SWT, sebagaimana yang dikatakan Dr. Yusuf Qardawi. Dan Nash-Nash Al-Quran pun mempertegas hal itu dengan jelas dan terang .
Seperti firman SWT. ” Jikalau QS Hud (11) 118-119. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.
Dan dalam QSYunus (10) :99. Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?
QS. An-Nahl (16): 93 Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan
memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan.
Dalam menafsirkan ayat 2 ayat diatas (QS Hud 118-119) Syaik Rasyid Ridha, penulis tafsir Al-Manar, menyebutkan ”Bahwa kalimat ’jikalau Tuhanmu menghendaki’ artinya adalah Rasul yang benar-benar mengharapkan keimanan kaumnya yang merasa bersedih hati melihat penolakan umatnya terhadap seruan dan petunjuknya. Adapun’ tentu dia menjadikan umat yang satu’, adalah dalam satu agama, sesuai dengan tuntutan tabiat dan fitrah, tiada bagi mereka pendapat dan juga pilihan. Dengan demikian, mereka bukan dari golongan manusia, tetapi dalam kehidupan sosial, mereka seperti malaikat yang diciptakan untuk melaksanakan tugas dan taat saja kepada Allah SW, sehingga tidak terjadi perbedaan pendapat diantara mereka. Manusia diciptakan sesuai hikmah –Nya, mereka diperintahkan mencari ilmu, diberikan pilihan, membenarkan sebagian kemungkinan yang lebih benar dari sebagian yang lain, dan tidak dipaksa Allah SWT. Menjadikan mereka berbeda dalam menyikapi perbekalan , menuntut ilmu dan menentukan pilihan. Karena islam merupakn agama hidayah (petunjuk) yang membicarakan kepada akal dan hati terlebih dahulu, dan menghormati manusia karena mereka adalah mahluk ciptaan Allah Swt, tanpa membedakan ras, suku, dan agama mereka. Karena kedua sebab di atas islam memilih jalan yang sangat jelas dalam mengajak bicara kepada semua orang. Jalan tersebut berdasar pada 2 hal: penghormatan dan pemuasan. .
Kaum muslim bukan sebagai penguasa bagi orang-orang lain, tetapi mereka adalah penyeru dan pemberi petunjuk. Tugas Nabi mereka yang agung hanyalah sebagai penyampai sekaligus pembawa berita gembira. Allah Swt. Berfirman :
QS. Al-Ghasyiyah (88): 21 – 22 .” Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka,
QS. Saba (34) :28,. Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.
QS. An-nahn (16) :125 Serulah manusia kepada jalan TuhanMu dengan Hikmat dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
QS. Asy-Syura (42):48 Jika mereka berpaling , maka kami tidak mengutus kamu sebagai pengawas bagi mereka , kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan risalah
Berdasarkan rangkaian ayat-ayat diatas, penjelasan ilahiah berjalan di setiap tempat, dimana penjelasan tersebut menggambarkan cara menyampaikan kabar gembira dan berkomunikasi dengan orang lain. Pada saat yang sama, Allah Swt. Mengingatkan Nabi Saw. Dan juga muslim bahwa Islam melambaikan tangannya kepada orang-orang yang mau menerima ajakannya dan selalu hidup berdampingan dengan mereka yang tidak menerima ajakan tersebut. Hal ini ditegaskan dalam ayat-ayat :At-Taubah (19) :129. QS Fushilat (41) :34. QS Syura (42):15. QS Al-Maidah (5):8 , QS At-Taubh (9) :6
Ayat-ayat tersebut diatas begitu jelas dan transparan dalam menerangkan sikap islam terhadap golongan lain (non Islam) yang dilandasi dengan penghormatan dan lapang dada. Sedangkan mengenai konsentrasi pada usaha pemuasan yang dijadikan sandaran Khithab (pembicaraan) qurani, banyak terdapat dalam ayat-ayat Quran yang menyangkal banyak pendapat dan pandangan orang-orang yang menentangnya, kemudian ayat-ayat tersebut menolaknya dengan argumentasi dan dalil yang kongkret.
Islam telah menjamin hal-hal golongan lain dalam hal ketidakpuasan (tidak menerima seruan islam ), yaitu setelah diberikan kebebasan memilih kepada mereka dan diumumkan penjelasan ilahi, yang terdapat dalam firman-Nya.
QS. Al-kahfi (18): 29 Barang siapa yang ingin (beriman), hendaklah ia beriman. Dan barang siapa yang ingin (kufur), maka biarlah mereka kufur.
Dan bahwasanya pada hari kiamat kelak Allah Swt. Adalah hakim diantara semua mahluk. Sedangkan di dunia, maka difirmankan :
QS Al Kafirun : 6 , Untukmulah agammu dan untukkulah agamaku.
Yang mengejutkan pengkajian masalah dalam masalah ini bahwa ayat yang berbunyi ,”tidak ada paksaan untuk (memeluk) agama (islam) (QS Al-baqarah (2) 256) diturunkan pada kaum yang hendak mengubah agama-agama anak mereka dari Yahudi ke islam. Kala itu kebiasaan wanita-wanita kabilah Aus yang suka bernazar bila mereka diberikan anak laki-laki yang berumur pendek akan akan diberikan ke bani Nadhir (kabilah Yahudi) sehingga anak-anak laki bani Aus dapat berumur panjang. Ketika islam datang dan persekongkolan Bani Nadhir terbongkar, Rasullullah Saw Memerintahkan untuk mengusir mereka, pada waktu itu sebagian anak laki-laki dari kablah Aus telah menjadi Yahudi, maka orang tua mereka memaksa anak mereka menjadi Islam , kemudian turun ayat yang meyerukan untuk menolak pemaksaan dalam pemelukan agama. dan akhirnya anak-anak tersebut dibiarkan tetap Yahudi.
Dengan demikian sikap islam sangat jelas terhadap pemeluk agama lain, yaitu dengan memberikan pengakuan terhadap agama-agama tersebut dan menganggap mereka sebagai ahlul Kitab, hak-hak mereka wajib dipenuhi oleh kaum muslim, kerena mereka diangap berada dalam jaminan Allah dan Rasul.
Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa Ahlul Kitab sekarang ini bukan ahlul kitab yang disebutkan dalam Al-quran, dengan alasan bahwa kitab-kitab yang diturunkan kepada Ahlul kitab (taurat, zabur, dan Injil) telah diubah. Dan pengubahan tersebut terjadi sebelum Rasullullah lahir. Kitab ilahi menolak pengakuan kristen bahwa Isa adalah anak Allah dan pengakuan orang-orang Yahudi bahwa Uzair adalah anak Allah. Al-Quran juga mengencam pemikiran trinitas , serta sikap-sikap orang Yahudi. Walaupun demikian mereka tetaplah Ahli Kitab karena Quran tetap menyebut mereka dengan sebutan demikian, dan mereka mempunyai hak-hak yang telah ditetapkan oleh AllahSwt. Dan Allah menyerukan kepada kaum Muslim untuk berbuar baik kepada mereka , selama mereka tidak memusuhi atau berbuar Zalim.
Dengan metoda ini, Al-quran membedakan antara hak-hak yang diberikan kepada mereka di dunia yang harus dijamin dan tidak boleh dikurangi, dengan perhitungan (hisab) di akhirat yang akan dilakukan sendiri oleh Allah SWT. Dan kaum muslim tidak berhak mencampurinya. Mengenai pengertian ini, Dr. Yusuf Qardhawi menyebutkan bahwa seorang Muslim tidak dibebani untuk menghisap kekufuran orang-orang kafir, atau memberikan hukuman atas kesesatan orang-orang yang sesat. Ini bukan tugasnya dan tempatnya bukan didunia ini, tetapi berada ditangan Allah SWT. Pada hari kiamat kelak. Balasan ditangan Allah SWT, dan semua balasan mereka tergantung Allah.fahmi Allah berfirman dalam surat Al-Hajj :QS. Al-Hajj (22): 68-69
PEMIKIRAN Prof. Dr. Adang Djumhur Salikin, M. Ag. Guru Besar Dan wakil Direktur Pascasarjana STAIN Cirebon
Saya merasa lebih senang bila yang masuk surga itu banyakan daripada sedikitan, apalagi kalau hanya sendirian.
BARENG-BARENG MASUK SURGA
Tidak ada paksaan dalam agama” (QS. Al-Baqarah: 256)
Menurut Prof . Adang , karena Alquran menyebutkan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama Ini berarti bahwa kebebasan beragama merupakan keniscayaan. Ini merupakan hak asasi manusia yang harus dihormati. Adalah hak, bahkan kewajiban setiap orang untuk meyakini bahwa agamanyalah yang benar, tetapi pada saat yang sama dia harus menghormati orang lain untuk bersikap sama terhadap agamanya.
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali terjadi perang klaim tentang kebenaran dan janji keselamatan. Hanya agamanyalah yang benar, dan karenanya hanya penganut agama itu yang akan masuk surga dan mendapat kasih Tuhan. Agama lain adalah agama yang sesat, dan karena itu penganutnya tidak berhak memperoleh surga dan kasih Tuhan. Mereka akan masuk neraka dan akan mendapatkan murka-Nya. Adalah hak, bahkan kewajiban setiap orang untuk meyakini bahwa agamanyalah yang benar, tetapi pada saat yang sama dia harus menghormati orang lain untuk bersikap sama terhadap agamanya Padahal, yang mahabenar dan mahatahu hakikat kebenaran
hanyalah Tuhan. Manusia hanya mencari tahu dan berupaya memperoleh
apa yang dimaksudkan benar oleh Tuhan itu. Demikian pula dengan surga dan neraka.
Bukankah pemiliknya adalah Tuhan? Berarti, yang berhak memasukkan ke sana pun hanyalah Dia. Kewenangan itu sepenuhnya merupakan hak prerogatif-Nya.
Sungguh merupakan kesombongan luar biasa, siapa pun manusia yang mengaku dapat memasukkan ke surga atau ke neraka. Karena hal itu, sama dengan memposisikan dirinya dengan Tuhan. Setidaknya, telah mengambil alih kewenangan-Nya.Mungkin perlu dikemukakan, bahwa berdasarkan firman Allah, “surga itu luasnya seluas langit dan bumi”. Dibuat seluas itu, nampaknya, supaya dapat menampung seluruh umat yang beriman dan bertaqwa kepada-Nya, sejak umat nabi/ rasul pertama (Nabi Adam) hingga umat nabi/ rasul yang terakhir (Nabi Muhammad SAW). Rasa-rasanya, surga itu terlalu luas kalau hanya dihuni oleh penganut agama tertentu, apalagi kalau oleh warga NU, Muhammadiyah, atau PUI saja.
Sesungguhnya, peluang umat beragama memasuki surga dan neraka sama besarnya. Umat agama apa pun berpeluang memasuki keduanya, tergantung kualitas keimanan dan amal kebajikan yang diperbuatnya Terus terang, saya lebih suka bila umat beragama dapat masuk surga semuanya. Saya merasa lebih senang bila yang masuk surga itu banyakan daripada sedikitan, apalagi kalau hanya sendirian.
Sehingga prof Adang menambahkan lagi diperlukan saat ini adanya Ukhuwah basyariyah, adalah menuntut dikembangkan paham Multikulturisme, suatu pandangan yang mendorong untuk menghormati pihak lain yang berbeda, bukan karena mengakui kebenaran agama lain itu, tetapi karena setiap orang harus menghormati tradisi pihak lain dalam menyembah Tuhan
BAB II
JARINGAN ISLAM LIBERAL
Ulil Abshar Abdhalla (Koordinator Jaringan Islam Liberal)
"Islam liberal" menggambarkan prinsip-prinsip yang kami anut, yaitu Islam yang menekankan kebebasan pribadi dan pembebasan dari struktur sosial-politik yang menindas. "Liberal" di sini bermakna dua: kebebasan dan pembebasan. Kami percaya bahwa Islam selalu dilekati kata sifat, sebab pada kenyataannya Islam ditafsirkan secara berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan penafsirnya. Kami memilih satu jenis tafsir, dan dengan demikian satu kata sifat terhadap Islam, yaitu "liberal". Untuk mewujudkan Islam Liberal,
` Tujuan utama kami adalah menyebarkan gagasan Islam Liberal seluas-luasnya kepada masyarakat. Untuk itu kami memilih bentuk jaringan, bukan organisasi kemasyarakatan, maupun partai politik. JIL adalah wadah yang longgar untuk siapapun yang memiliki aspirasi dan kepedulian terhadap gagasan Islam Liberal.
Misi JIL adalah :Pertama, mengembangkan penafsiran Islam yang liberal sesuai dengan prinsip-prinsip yang kami anut, serta menyebarkannya kepada seluas mungkin khalayak.Kedua, mengusahakan terbukanya ruang dialog yang bebas dari tekanan konservatisme. Kami yakin, terbukanya ruang dialog akan memekarkan pemikiran dan gerakan yang sehat,Ketiga, mengupayakan terciptanya struktur sosial dan politik yang adil dan manusiawi.
Islam liberal
a. Membuka pintu ijtihad pada semua dimensi Islam. Islam Liberal percaya bahwa ijtihad atau penalaran rasional atas teks-teks keislaman adalah prinsip utama yang memungkinkan Islam terus bisa bertahan dalam segala cuaca. Penutupan pintu ijtihad, baik secara terbatas atau secara keseluruhan, adalah ancaman atas Islam itu sendiri, sebab dengan demikian Islam akan mengalami pembusukan. Islam Liberal percaya bahwa ijtihad bisa diselenggarakan dalam semua segi, baik segi muamalat (interaksi sosial), ubudiyyat(ritual), ilahiyat (teologi)
b. Mengutamakan semangat religio etik, bukan makna literal teks. Ijtihad yang dikembangkan oleh Islam Liberal adalah upaya menafsirkan Islam berdasarkan semangat religio-etik Qur'an dan Sunnah Nabi, bukan menafsirkan Islam semata-mata berdasarkan makna literal sebuah teks. Penafsiran yang literal hanya akan melumpuhkan Islam. Dengan penafsiran yang berdasarkan semangat religio-etik, Islam akan hidup dan berkembang secara kreatif menjadi bagian dari peradaban kemanusiaan universal.
c. Mempercayai kebenaran yang relatif, terbuka dan plural. Islam Liberal mendasarkan diri pada gagasan tentang kebenaran (dalam penafsiran keagamaan) sebagai sesuatu yang relatif, sebab sebuah penafsiran adalah kegiatan manusiawi yang terkungkung oleh konteks tertentu; terbuka, sebab setiap bentuk penafsiran mengandung kemungkinan salah, selain kemungkinan benar; plural, sebab penafsiran keagamaan, dalam satu dan lain cara, adalah cerminan dari kebutuhan seorang penafsir di suatu masa dan ruang yang terus berubah
d. Memihak pada yang minoritas dan tertindas. Islam Liberal berpijak pada penafsiran Islam yang memihak kepada kaum minoritas yang tertindas dan dipinggirkan. Setiap struktur sosial-politik yang mengawetkan praktek ketidakadilan atas yang minoritas adalah berlawanan dengan semangat Islam. Minoritas di sini dipahami dalam maknanya yang luas, mencakup minoritas agama, etnik, ras, jender, budaya, politik, dan ekonomi.
e. Meyakini kebebasan beragama. Islam Liberal meyakini bahwa urusan beragama dan tidak beragama adalah hak perorangan yang harus dihargai dan dilindungi. Islam Liberal tidak membenarkan penganiayaan (persekusi) atas dasar suatu pendapat atau kepercayaan.
f. Memisahkan otoritas duniawi dan ukhrawi, otoritas keagamaan dan politik. Islam Liberal yakin bahwa kekuasaan keagamaan dan politik harus dipisahkan. Islam Liberal menentang negara agama (teokrasi). Islam Liberal yakin bahwa bentuk negara yang sehat bagi kehidupan agama dan politik adalah negara yang memisahkan kedua wewenang tersebut. Agama adalah sumber inspirasi yang dapat mempengaruhi kebijakan publik, tetapi agama tidak punya hak suci untuk menentukan segala bentuk kebijakan publik. Agama berada di ruang privat, dan urusan publik harus diselenggarakan melalui proses konsensus.
BAB III
KRITIK PEDAS TERHADAP PRURALISME DAN JARINGAN ISLAM LIBERAL
Hartono ahmad Jaiz mengkritik kehadiran Jaringan Islam Liberal dan pemikiran Pruralime
Menurutnya "Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci." (At-Taubah:32)
Bukunya yang berjudul "Menangkal Bahaya JIL dan FLA". Isinya berupa bantahan terhadap lontaran-lontaran aneh yang menyesatkan dari orang-orang firqah liberal (JIL; Jaringan Islam Liberal, Paramadina -yayasan bentukan Nurcholish Madjid cs kini dipimpin Azzumardi Azra rektor UIN/ Universitas Islam Negeri Jakarta, sebagian orang NU -Nahdlatul Ulama, sebagian orang Muhammadiyah, sebagian orang IAIN -Institut Agama Islam Negeri, dan lain-lain. Juga bantahan terhadap isi buku "Fikih Lintas Agama" yang ditulis oleh tim sembilan penulis Paramadina di Jakarta bekerjasama dengan yayasan orang kafir, The Asia Foundation yang berpusat di Amerika.
Menurutnya Tim penulis paramadina sembilan orang itu adalah; Nurcholish Madjid, Kautsar Azhari Noer, Komarudin Hidayat, Masdar F. Mas'udi, Zainun Kamal, Zuhairi Misrawi, Budhy Munawar-Rahman, Ahmad Gaus AF dan Mun'im A. Sirry. Mereka menulis buku yang judul lengkapnya; "Fikih Lintas Agama Membangun Masyarakat Inklusif-Pluralis". Cetakan: I, September 2003. secara terang-terangan mengusung keyakinan inklusif pluralis alias menyamakan semua agama, dan secara blak-blakan memang mereka sengaja membuka jati diri mereka bahwa meskipun mengaku Islam namun juga mengakui bahwa aqidah mereka berbeda.
Kalau mereka meyakini aqidah yang berbeda itu tanpa menyelewengkan pengertian ayat-ayat Al-Qur'an, As-Sunnah (Hadits Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam), menghujat ulama, memelintir perkataan ulama, meninggikan tokoh-tokoh non Islam bahkan anti agama, dan menggiring umat ke filsafat yang tak punya landasan itu serta hanya untuk mereka 'nikmati' sendiri bukan dipropagandakan; maka urusannya masih sebatas urusan mereka. Urusan orang-orang tertentu dan terbatas yang lokasi kumpulnya di sekitar Ciputat, Pondok Indah, dan Utan Kayu Jakarta. Namun "aqidah yang berbeda" itu mereka pasarkan dengan cara-cara menyelewengkan pengertian ayat-ayat Al-Qur'an, As-Sunnah, menghujat ulama, memelintir perkataan ulama, meninggikan kedudukan dan suara serta tingkah tokoh-tokoh kafir bahkan sangat anti agama, mengekspose penyelewengan sebagian tokoh dijadikan sample/ contoh untuk dicarikan jalan keluarnya berupa penghalalannya, dan menggiring umat Islam untuk tidak meyakini Islam secara semestinya.
Hartono menganggap bahwa pruralisme, adalah Propaganda kepentingan kafirin namun lewat jalur ilmu Islam praktis yakni Fikih inilah sebenarnya persoalan dalam pembicaraan ini. Namun kalau hanya dikemukakan bahwa itu upaya mengusung kepentingan orang kafir, lalu tidak disertai bukti-bukti hujjah yang nyata, maka persoalannya bisa mereka balikkan. Bahkan membalikkannya pun bisa pakai ayat atau hadits dengan disesuaikan dengan kepentingan mereka. Lalu khalayak ramai, kafirin plus sebagian umat Islam yang hatinya ada penyakitnya, bisa-bisa serta merta memberondongkan serangan yang menyakitkan, bukan sekadar kepada orang yang mengecam Paramadina namun bisa jadi terhadap Islam itu sendiri.
Berhubung yang mengusung aqidah rusak berupa paham pluralisme agama, menyamakan Islam dengan agama-agama lain, itu bukan hanya tim 9 penulis FLA Paramadina, maka pemikiran, lontaran-lontaran, dan beberapa hal yang berkaitan dengan penyebaran paham pluralisme agama pun saya uraikan. Sehingga diharapkan buku ini akan bisa menguak sepak terjang mereka serta pola pikir dan kelicikan mereka .
Diringkas dari penuturan Hartono Ahmad Jaiz Jakarta, Selasa, 14 Rabi'ul Awwal 1425H / 4 Mei 2004
Komentar-Komentar Hartono dalam bukunya berjudul Menangkal bahaya JIL dan Fikih Lintas Agama.hal 56 - 59
1. Prof Dr. Nurcholish Madjid ” Umat Islam pun diperintahkan untuk senantiasa menegaskan bahwa kita semua, para pengikut Kitab suci yang berbeda-beda itu, sama-sama menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan sama-sama pasrah (muslimun) KepadaNya.
KOMENTAR HARTONO
Ini satu bentuk penyembunyian kebenaran, Sebab Allah Menegaskan dalam Al-Quran : At-Taubah: 29
29. Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah[638] dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.
[638] Jizyah ialah pajak per kepala yang dipungut oleh pemerintah Islam dari orang-orang yang bukan islam, sebagai imbangan bagi keamanan diri mereka.
2. Dr. Alwi Shihab, Ketua Umum PKB ,” Prinsip lain yang digariskan oleh Al-Quran adalah pengakuan eksistensi orang-orang yang berbuat baik dalam setiap komunitas beragama dan dengan begitu , layak memperoleh pahala dari Tuhan.
KOMENTAR HARTONO: ungkapan itu bertentangan dengan ayat-ayat Allah
3:85. Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
Dan
Al-maidah 72. Sesungguhnya Telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam", padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
3. Ulil Abshar Abdallah (JIL)
” Semua agama sama, Semuanya menuju jalan Kebenaran, Jadi Islam Bukan yang paling benar
KOMENTAR HARTONO: Ungkapan ini bertentangan dengan ayat:
Ali-Imram ; 85,Al-Baqarah : 147 dan Yunus 32
Al-Baqarah : 147
2:147. Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.
Yunus :32. Maka (Zat yang demikian) Itulah Allah Tuhan kamu yang Sebenarnya; Maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?
Menurut Hartono Buku Fikih Lintas Agama Paramadina tersebut tidak ilmiah , memalukan dan menghina serta melecehkan , sahabat Nabi terutama Abu Hurairah (FLA Hal 70) dan juga imam Asy-Syafi’i serta memutar balikan peryataan Ibnu Taimiyah.
Bayangkan didalamnya terdapat pembolehan untuk hadir diupacara-upacara orang kafir. Landasannya diantaranya adalah hadirnya Yasser Arafat dan istrinya Suha di acara tengah malam di Gereja Saint Catherine di Betlehem, dan perayaan Natal di gereja yang sama, setelah mengikuti Teraweh di Mesjid dekat Gereja tersebut. (FLA hal 85). Lalu pada halaman yang sama Ketua MPR RI Amien Rais menghadiri perayaan Natal di Gereja Sentrum Tondano , Ibukota kabupaten Minahasa Sul-sel, 19 desember 2000. Komentae larangan untuk hadir pada acara keagamaan orang kafir terdapat pada ayat
Al-Furqan ayat 72 dengan artinya ” Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu.
Teologi Pruralisme itu kafir, terhadap akidah pruralisme agama, Hartono membacakan petikan fatwa Lajnah Dailamah yang terdapat dalam disertasi Dr. Ahmad Al-Qadhi yang berjudul Da’watut Taqriib Bainal Adyan 4 jilid, terbitan Darul Jauzi, Damam Saudi Arabia, 1422 H intinya: ”Dan diantara Ushulil Islam (prinsip-prinsip Islam) bahwa wajid yakin kekafiran orang yang tidak masuk Islam, Yaitu Yahudi, Nasrani, dan lainnya, dan menamakan Kafir , Dia adalah musuh Bagi Allah, Rasul dan orang-oranga Mukmin dan dia termasuk ahli (penghuni tetap) neraka, sebagaimana firman Allah : Al-bayyinah 1 dan 6
1. Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,
6. Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.
Menurut Hartono ajaran semua agama adalah kepasrahan terhadap Tuhan konsepini adalah jiblakan dari ide Wilfred Cantwell Smith, bisa dilihat dalam buku berjudul The Meaning and end of Religion sama dengan konsep sekularisme Cak Nur yang dibuktika oleh Adian Ide menjiblak ide Harvey Cox , segi persamaan yang sangan asasi antar semua kitab suci adalah ajaran ketuhana Yang Maha Esa. Kita dapat bertanya pada Cak Nur dan kawan-kawan apakah konsep trinitas , Trimurti dapat disamakan dengan konsep keTuhanan dalam Konsep Tauhid Islam
BAB IV
MESTIKAH BUNDA TERESA MASUK NERAKA
MURTHADHA MUTHAHHARI seorang Guru besar Unversitas Teheran , Arsitek Republik Islam Iran, dalam satu karyanya yang mendapat penghargaan UNESCO PBB, dalam bukunya yang berjudul ”MESTIKAH BUNDA TERESA MASUK NERAKA”? JIKA MANUSIA DICIPTAKAN UNTUK DIMASUKAN KEDALAM API NERAKA ATAU JIKA AKHIR KEDIAMAN KEBANYAKAN MANUSIA ADALAH NERAKA MAKA SESEORANG HARUS MENERIMA BAHWA MURKA TUHAN MENGGANTIKAN KASIHNYA
Kesimpulan dari buku tersebut adalah:
1. Keselamatan maupun kemalangan , keduanya memilki derajat dan tingkatan, apakah berkenaan dengan orang yang sama tingkatannya, maupun yang berbeda tingkatannya. Tingkatan dan perbedaan ini disebut derajat ”tingkatan naik: berkenaan dengan penghuni surga. Dan darakah ”tingkatan turun” berkenaan dengan penghuni neraka.
2. Tidak berarti bahwa semua penghuni surga masuk surga sejak permulaannya, sebagaimana penghuni neraka juga tidak semuanya kekal didalamnya, kebanyakan penghuni surga adalah yang masuk surga setelah memjalani masa hukumannya terlebih dahulu, baik di alam barzah maupun di akhirat. Semua muslim non Syiah atau muslim syiah harus mengetahui bahwa anggapan ia mati dengan akdah yang benar, Jika Allah melarang dia berbuat dosa, zalim, jahat , maka ia melewati tahap-tahap sulit dan menderita dan beberapa dosa memiliki bahaya lebih besar dan mungkin menyebabkan seseorang berada selamanya dineraka.
3. Orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan akhirat, umumnya tidak melakukan berbagai perbuatan dengan niat yang membuat amalnya naik menuju Allah, dan karena mereka tidak melakukan perbuatan baik dengan niat tersebut , mereka tidak keatas menuju Allah dan akherat. Jadi mereka tidak naik menuju Allah dan tidak mencapai surga. Karena mereka tidak bergerak kesana
4. Jika orang-orang beriman kepada Allah dan Akherat serta melakukan perbuatan baik dengan niat mencari kedekatan dengan Allah, dan dilakukan dengan iklash, perbuatan mereka diterima Allah dan mereka berhak memperoleh pahala dan surga, baik mereka itu muslim atau pun Non muslim.
5. Non Muslim yang beriman kepada Allah dan akherat serta melakukan perbuatan baik dengan niat memcari kedekatan dengan Allah, tetapi tidak beragama Islam sehingga terhalang dari menjalankan program ilahi, maka perbuatan baik mereka diterima selama sesuai dengan program ilahi, seperti berbagai bentuk pengabdian kepada mahluk Allah, tetapi amal ibadah tampa dasar tidak dapat diteria dan serangkai penyimpangan yang berasal dari tak tersediannya program yang sempurna.
6. Diterimanya program baik apakah itu muslim atau bukan n memiliki penyakit tertentu yang dapat merusak perbuatan baik tersebut, sumber segala penyakit adalah penolakan, pembakangan, keingkaran, kafir sengaja. Maka jika non muslim melakukan sejumlah perbuatan besar perbuatan baik dengan niat memdekatkan diri Kepada Allah,tetapi ketika kebenaran Islam dihadirka kepada mereka lalu mereka menolak dan membangkang serta mengabaikan kejujuran dirinya dan pencarian atas kebenaran , maka semua amal baiknya menjadi nihil dan sia-sia ” seperti debu yang tertiup angin kencang pada suatu hari berangin kencang.
7. Muslim dan semua muwahid (monoteis) yang benar, jika mereka berbuat tidak
senonoh dan melanggar serta menghianati aspek praktis program ilahi, berhak
mendapat hukuman yang sama dialam barzah dan pada hari keadilan, Dan
adakalanya kerena beberapa dosa, seperti membunuh orang beriman tak berdosa
dengan sengaja akan menerima hukuman yang abadi
8. Perbuatan yang baik orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan Hari
Pengadilan, bahkan orang orang yang memnyekutukan Allah, akan diringankan
hukuman mereka dan adakalanya dihapus.
9. kebahagiaan dan kemalangan sehubungan dengan syarat-syarat aktual dan kreatif,
bukan syarat-syarat konvensional dan buatan manusia
Surat Al-baqorah (2) : 62, Sesungguhnya orang-orang mukmin , orang-orang Yahudi ,orang-orang Nasrahi dan orang-orang shabiin ,siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian , dan beramal saleh , mereka akan menerima pahala dari tuhan. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tiada pula mereka bersedih hati.
KESIMPULAN
Menurut Dr. Alwi Shihab bahwa masalah yang sesungguhnya yang menyebabkan terjadinya perselisihan yang telah terwujud dalam sejarah hubungan muslim-kristen di Indonesia , pada dasarnya terletak pada sejarah panjang saling tidak percaya Masing-masing bersikukuh bahwa agamanyalah yang unik, superior, normatif, membawa keselamatan dan satu-satunya wahyu yang sah dari satu-satunya Tuhan. Dengan adanya pandangan dasar seperti itu, ketidak percayaan tumbuh dalam dan perselisihan hampir tidak terhindar
Alwi Shihab Yang perlu digarisbawahi bahwa disini adalah apabila konsep pruralisme agama diatas hendak diterapkan di Indonesia maka ia harus bersyarat satu hal, yaitu komitmen yang kokoh terhadap agama masing-masing Seorang pruralisme , dalam berinteraksi dengan aneka ragam agama, tidak saja dituntut untuk membuka diri, belajar dan menghormati mitra dialognya. Tapi yang terpenting ia harus comiited terhadap agama yang dianutnya. Hanya dengan sikap demikian dapat menghindari relativisme agama yang tidak sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika
Dr. Nurcholish Madjid , menyatakan ,bahwa Islam di Indonesia: adalah masalah kemajemukan. Pluralitas (kemajemukan) manusia adalah kenyataan yang telah menjadi kehendak Tuhan. Jika dalam kitab suci disebutkan bahwa manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar mereka saling mengenal dan mengharga
QS 49:13 Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ,
QS Hud (11) 118-119. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.
QS, Al-Imran (3) : 85, “Dan barang siapa mengikuti agama selain al Islam (sikap pasrah kepada Tuhan) maka ia tidak akan diterima dan diakherat akan termasuk golongan yang merugi, penegasan bahwa beragama tanpa sikap pasrah itu tidak bermakna. Karenanya kwalitas tawakal, taqwa dan iklas dengan kesadaran berketuhanan adalah mutlak. Yang diwujudkan orang tersebut dalam tingkah laku sosialnya
Non Muslim yang beriman kepada Allah dan akherat serta melakukan perbuatan baik dengan niat memcari kedekatan dengan Allah, tetapi tidak beragama Islam sehingga terhalang dari menjalankan program ilahi, maka perbuatan baik mereka diterima selama sesuai dengan program ilahi, seperti berbagai bentuk pengabdian kepada mahluk Allah, tetapi amal ibadah tampa dasar tidak dapat diterima dan serangkai penyimpangan yang berasal dari tak tersediannya program yang sempurna MENURUT. MURTHADHA MUTHAHHARI seorang Guru besar Unversitas Teheran , Arsitek Republik Islam Iran,
Surat Al-baqorah (2) : 62, Sesungguhnya orang-orang mukmin , orang-orang Yahudi ,orang-orang Nasrahi dan orang-orang shabiin ,siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian , dan beramal saleh , mereka akan menerima pahala dari tuhan. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tiada pula mereka bersedih hati.
Kalau pendapat Teologi Pruralisme itu kafir, terhadap akidah pruralisme agama, Hartono membacakan petikan fatwa Lajnah Dailamah yang terdapat dalam disertasi Dr. Ahmad Al-Qadhi: ”Dan diantara Ushulil Islam (prinsip-prinsip Islam) bahwa wajid yakin kekafiran orang yang tidak masuk Islam, Yaitu Yahudi, Nasrani, dan lainnya, dan menamakan Kafir , Dia adalah musuh Bagi Allah, Rasul dan orang-oranga Mukmin dan dia termasuk ahli (penghuni tetap) neraka, sebagaimana firman Allah : Al-bayyinah 1 dan 6 , hal ini kita hargai saja.
Karena semua pendapat yang berkembang harus kita hargai, adalah menjadi kewajiban kita semua untuk memahami pemikiran mereka. Dengan segala argumentasinya. Yang terpenting adalah hati boleh panas tapi kepala tetap dingin dan jangan sampai negara dan bangsa ini tercerai berai oleh iklim menganggap dirinya paling benar sendiri, Kebenaran absolut itu berasal dari Allah dan menjadi Kewajiban kita menjaga Ukhuwah Islamiah dan Hidup yang saling menghargai orang lain walaupun berbeda ras dan kepercayaan.
menurut pendapat saya, ada satu yang dipercaya kristen , yang amat ditentang oleh islam, bahwa kristen menganggap nabi isa sebagak TUHAN, atau anak Tuhan, inilah inti agama, kalau beliau datang menjelang kiamat, apakah nabi isa atau Yesus mau disebut dengan TUHAN seperti sekarang ini? apakah seorang nabi mau disebut Tuhan oleh umatnya, kita tunggu saja jawaban beliau diakhir jaman.........
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi Huwaydi,. Demokrasi Oposisi dan masyarakat madani , Penerbit Mizan 1996
Dr. Alwi Shihab , Islam inklusif, menuju sikap Terbuka dalam beragama. Penerbit Mizan. 1998
Dr. Nurcholish Madjid , Islam Dokrin dan Peradaban ,penerbit wakaf Paramadina, jakarta 1992.
Hartono Ahmad Jaiz , Menangkal Bahaya JIL DAN FLA, Pustaka Al-Kautsar, 2004
Murtadha Muthhari, Mestikah Bunda Teresa Masuk Neraka . Penerbit Mizan
Al-QURAN DAN TERJEMAHANNYA, DEPAG RI
Saturday, 18 July 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment