Hati Manusia dalam sufisme
Hati adalah hati spiritual, contohnya , kita menyebut seseorang yang tulus dan berniat baik sebagai seseorang yang memiliki hati. Hati menurut Frager yang juga seorang musyid sufi dan profesor psikologi pada institute of Transpersonal Psychology , California setelah islam bernama Syekh Raqib al-jerahi, bahwa hati menyimpan percikan roh ilahi didalam diri kita . Karenanya, hati adalah kuil Tuhan . Rumah cinta tersebut disebut hati, Cinta adalah dasar disiplin spiritual sufi.(Frager, Syekh Raqib al-jerahi, 2003:30)
Qalbu atau hati manusia itu menurut Ahmad Tafsir seperti lilin yang menyala, mulanya nyala itu kecil saja. Lilin menyala itu terletak dalam sirr, sirr itu dalam lubb, lubb itu didalam syaghaf , syafgaf itu didalam fu’ad dan fu’ad itu didalam qalb (kalbu ) dan seterusnya.(Tafsir,2006:29)
Menurut Hadist , bahwa Rasulullah bersabda dalam hadist qutsi : ” aku jadikan pada manusia itu ada istana (qash). Didalam istana itu ada (shadr) , didalam shadr itu ada kalbu (qalb), didalam qalb itu ada Fu’ad , didalam fu’ad itu ada syaghaf, didalam syaghaf itu ada lubb, didalam lubb ada sirr, dan didalam sirr itu ada aku (Ana). Susunan itu lebih jelas dalam gambar diatas. Hadist ini menjelaskan bahwa aku menjadi inti. Aku didalam hadist ini adalah Allah yang bersifat Ilahiyah
Menurut al-tirmidzi, hati memiliki empat stasiun : dada, hati, hati-lebih-dalam, dan lubuk hati terdalam. Keempat stasiun ini saling bersusun bagaikan sekumpulan lingkaran. Dada adalah lingkaran terluarnya, hati dan hati-lebih-dalam berada pada kedua lingkaran tengah, sedangkan inti dari hati terletak di pusat lingkaran.(Frager, Syekh Raqib al-jerahi,2003:57)
Ditambahkan lagi menurut Frager, bahwa tiap-tiap stasiun mewadahi cahaya sendiri. Dada mewadahi cahaya alamiah dari bentuk praktik setiap agama, hati mewadahi cahaya iman. Hati-lebih-dalam mewadahi cahaya makrifat, atau pengetahuan akan kebenaran spiritual. Lubuk-hati-terdalam mewadahi cahaya, cahaya kesatuan dan cahaya keunikan, yang merupakan wajah Ilahi. Tiap-tiap stasiun juga dikaitkan dengan tingkat spiritual yang berbeda-beda, tingkat pengatahuaan serta pemahaman yang berbeda, juga tingkat nafs yang berbeda (Frager 2003:58)
Tabel 2. Perbedaan Dada, Hati, Fuad dan Lubb
Dada | Hati | Hati-lebih-dalam | Lubuk-hati-terdalam |
Cahaya alamiah | Cahaya iman | Cahaya makrifat | Cahaya kesatuan dan keunikan |
Pencarian | Beriman | Arif | Bersatu |
Pengetahuan tentang tindakan yang benar | Pengetahuan batiniah | Penglihatan batiniah | Sikap ilahiah |
Tirani | Penuh penyesalan | Terilhami | Tenteram |
No comments:
Post a Comment